“Butuh waktu kurang lebih 40 tahun untuk kami bisa bermain disini.” Buka Bono, seakan mengiringi lagu pembuka “Sunday Bloody Sunday” yang bernafas kental perlawanan. Sejalan dengan mitos U2 yang takkan pernah mampir Asia Tenggara yg akhirnya di dobrak di 2 malam mengagumkan itu di negeri singa. Rangkaian Joshua Tree World Tour ini berbeda dengan tur band lainnya.
Tur yang dimulai sejak 2017 ini adalah untuk merayakan 30 tahun album “The Joshua Tree”, 1987, sebuah album yang membuat kwartet ini lepas landas menuju utopia puncak kualitas nya (hingga hari ini). Maka itu nomor yang dibawakan pun merupakan seluruh lagu yang terdapat dalam album tsb, dicampur beberapa hits mereka yang lain.
Kesempatan untuk berada dekat dengan Bono cs dan larut melebur dalam karya2 nya ini takkan saya lewatkan. U2 merupakan band papan atas yang mengubah hidup saya, disamping Pearl Jam & Bruce Springsteen tentunya.
Tak hanya karya2 mereka, namun turut pula saya selami bagaimana Bono menulis, bagaimana lafal Bonoish nya, dan gagasan2 dari mereka tentang hidup dan dunia. Hingga kini saya pun yakin fans U2 garis keras dimanapun takkan henti takkan puas mengulik karya mereka, isi lagu nya, hook-hook tersembunyi dan misteri maknanya. Dan malam tadi lagi2 tak henti2nya saya mengagumi karya mereka, dan tentunya berharap ini bukan lah konser terakhir U2 yang saya datangi, ini permulaan.
Di 2017 pula, ketika mereka mulai menggelindingkan tur dunia nya, saya berkesempatan untuk sowan ke Joshua Tree National Park. Taman Nasional di California yang sempat mereka renungi dan menjadi inspirasi dalam meramu irama american blues ke dalam musik mereka di pertengahan 1980an. Dan cuaca panas dan kering di sana pun turut pula menjadi inspirasi foto cover album mereka, yang jepretannya menjadi foto legendaris yang dibidik oleh Anton Corbijn, paralel dengan dampak dahsyat dari album ini pada musik dunia. Dan setelahnya adalah sejarah.
Saat berpose di pohon tsb, air mata pun menetes, gemetar. Seraya membatin “pose di tempat yang sama dgn mereka 30 tahun lalu saja saya mewek, gimana kalo nonton konsernya?”.